KOTABUNAN, LensaSulut.com – Masjid Al-Ikhlas Kotabunan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kotabunan dan Pemuda Karang Taruna memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H. Sabtu 18/2/2023.
Memperingati Isra Mi’raj tahun ini, Badan Takmir Masjid (BTM) Al-Ikhlas Kotabunan mengangkat tema “Dengan Isra Mi’raj Kita Tingkatkan Kualitas Iman dan Takwa, Beribadah Kepada Allah SWT, Serta Semangat Untuk Menguatkan Ukhuwah Islamiyyah, Ukhuwah Wataniayah, dan Ukhuwawah Insaniyah”.
Selain itu, kegiatan religi itu menghadirkan penceramah Ustadz Abdurrahman Modeong dari Desa Buyat, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Ustadz Abdurrahman Modeong, dalam ceramahnya memanjatkan syukur Alhamdulillah, malam ini di tahun 1444 Hijriah, kita masih sempat untuk memperingati Isra Wal Mi’raj Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
“Untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, yang sejujurnya mengingatkan Isra Wal Mi’raj itu tidak harus tepat pada waktunya, tapi dari bermacam riwayat, pendapat bahwa peristiwa Isra Wal Mi’raj itu ada yang mengatakan terjadi di Bulan Ramadan, ada juga yang mengatakan terjadi di Bulan Rabiul Awal. Namun yang maskur yang populer ditengah- tengah kita itu terjadi di Bulan Rajab, tepatnya pada tanggal 27 Rajab, tapi intinya bagaimana kita meneladani peristiwa yang terjadi pada diri Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam,” ucap Ustadz Abdurrahman Modeong.
Peristiwa Isra Wal Mi’raj itu adalah mukjizat kata Ustadz Abdurrahman Modeong di hadapan para jamaah.
“Apa itu mukjizat, mukjizat itu mengalahkan argumen orang yang tidak setuju dengan mukjizat itu. Makanya dulu, di jaman nabi. Abu Jahal, Abu Lahap dan Abu- Abu lainnya, itu yang tidak setuju dengan peristiwa Isra Wal Mi’raj. Peristiwa Isra wal Mi’raj itu mengagungkan Rasulullah dan mengalahkan argumen orang- orang yang tidak setuju dengan peristiwa Isra Wal Mi’raj. Makanya hari ini kalau ada orang yang tidak setuju dengan peristiwa Isra Wal Mi’raj itu, maka dia sama dengan Abu jahal,” tegas Ustadz Ceng, panggilan akrab Ustadz Abdurrahman Modeong.
Perjalanan antara masjid yang ada di mekah kata Ustadz Ceng, yaitu baitullah ke masjidil aqsa yang ada di palestina, itu harus ditempuh dengan waktu 40 hari 40 malam dengan menggunakan kuda yang paling cepat, tapi Rasulullah bisa tempuh dengan setengah malam.
“Makannya di dalam beberapa riwayat, bahwa peristiwa itu diantara Sholat Isya kemudian didatangi Malaikat Jibril dan kembali lagi sebelum Sholat Subuh. Makannya peristiwa itu peristiwa yang tidak logis, peristiwa yang tidak masuk akal. Namun harus kita yakini bahwa peristiwa ini diskenario oleh Allah Subhanahu wa ta’alah,” tandasnya.
Selain Penceramah, BTM Al-Ikhlas Kotabunan juga menghadirkan grup Marawis Subanul Khoir Tebu Ireng 7 dari Pesantren Desa Buyat.
Turut hadir, Ketua MUI Boltim, Ustadz Kusdi Ismail, Imam Masjid Al-Ikhlas Kotabunan, Muhlis Noyo, Ustadz Abdurrahman Modeong, Camat Kotabunan, Idrus Paputungan, Sekretaris Desa Kotabunan, Andini Pautungan, beserta aparat desa, Ketua Karang Taruna, Sunadio Djubair, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan para jamaah.
(Dath)