KOTABUNAN, LensaSulut.com – Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Samsudin Dama mengatakan, “Ramadhan 1443 Hijriah telah meninggalkan kita semua, tanda berpisah telah diisyaratkan oleh cahaya merah yang membentang di ufuk barat setelah sang bahtera surya membenamkan diri di peraduannya. Seakan-akan ia mengucap selamat tinggal hai orang-orang yang berpuasa. Selamat kamu sekalian dalam rahmat dan magfirah Allah Yang Maha Kasih dan celakalah bagi yang tidak berpuasa, mereka akan ditimpa dengan murka dan azab Allah.”
Ungkapan hakikat kembali kepada fitra manusia tersebut, disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boltim ini, saat dirinya menjadi Khatib Salat Idul Fitri di Masjid An Nur Desa Bulawan Satu, Kecamatan Kotabunan, Senin (2/5/2022).
“Tatkala fajar satu syawal menyongsong dini hari, budi akal dan fikiran kita bertukar rasa dengan datangnya hari yang bahagia ini, berbagi kesan dan perasaan yang sangat mendalam di dalam jiwa kita masing-masing. Datangnya hari ini kita sambut dengan rasa syukur dan gembira karena dapat menunaikan dan menyelesaikan tugas yang berat lagi mulia. Kita yakin dengan janji Allah dalam firmannya, puasa itu untukku dan aku sendirilah yang akan membalasnya,” Tutur Dama saat menjadi Khatib di Masjid Besar Kecamatan Kotabunan.
Dalam momentum itu, Politisi fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengajak seluruh masyarakat untuk saling mengulurkan tangan dan saling maaf-memaafkan.
“Pada saat ini hilangnya sirna dan silang sengketa, kita hapuskan rasa dendam dan hasud di dalam dada agar benar-benar menjadi manusia fitrah, menjadi manusia yang seperti baru dilahirkan,” ucapnya.
Ia menyampaikan, Ramadhan meningalkan kita tanpa pamit kepada siapa pun, tinggal kenangan yang tersisa, sajadah perjuangan terhampar dihadapan kita. Satu syawal menyulam putihnya waktu, putih bagaikan saat mayat suci yang bangkit dari sajadah insani. Gema takbir, tahlil dan tahmid, menegaskan kembali ke fitrahan hati kemilau embun pagi yang menyambut sang mentari suci yang mendahului insan bersujud pada ilahi rabbi.
“Hari ini kuserahkan jiwa dan raga kami, jihad menjadi pilihan kami. Ditengah suasana Khutbah Idul Fitri, kutemukan martabat kami. Pampasan puasa mendakwah, nilai Islam menuntut kembalinya hakikat janji kita dihadapan Ilahi Rabbi,” ujarnya.
Wakil Rakyat yang akrab disapa Sadam ini memberitahu, formasi rapatnya shaf perjuangan Idul Fitri merenggang disaat pekikan tangis anak manusia memecah keharuan pagi Khutbah yang telah menunaikan kewajibannya. Bulu kuduk merinding, perih kehidupan mana yang tak tertusuk sukma, tersayat sembilu keharuan serta bingung dalam tanda tanya dimana ibuku.
“Ditengah hamparan samudra keharuan, sang anak merangkul, memeluk, mencium dahi seorang ibu dalam dekapan tangis yang mendalam. Ibu maafkan kesalahanku, Ya Allah ampunilah dosa-dosaku,” kata Sadam.
Ketua DPD PAN Boltim ini juga menyebutkan, pada hari kemenangan ini, hari ini pula awalnya tersambung dan terikat kembali tali persaudaraan dalam Islam yang pada beberapa waktu, ada yang putus-putus, renggang-renggang dan putus diakibatkan pengaruh keduniaan antara lain akibat memiliki harta yang banyak.
“Jangan akibat dunia yang kotor dan jijik itu kita lupa daratan, lupa kepada saudara kandung serta lupa pada sanak famili. Hari ini ia memiliki hak untuk diziarahi, datangilah ia, berikan dorongan dan jalan sehingga dengan nafas muttaqin ia bangkit berjuang menantang pilar-pilar kemiskinan,” tandasnya.
(Dath)