MANADO LensaSulut.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, merilis hasil survei terbaru Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Pilgub Sulut) bulan September 2020. Rilis disampaikan dalam konferensi pers yang dilakukan di Manado oleh KCI – LSI Network, dengan tema “Kekuatan Para Kandidat di Enam Kantong Pemilih Penting sebelum masa Kampanye” Tiga Bulan Jelang Pilkada Sulut, Minggu 13/9/2020.
Dalam hasil survei yang dipublish, pasangan calon petahana yakni Olly Dondokambey – Steven Kandouw (ODSK) masih terlalu perkasa dan unggul telak di Enam kantong pemilih penting, dari dua pasangan calon penantang, yakni Christiany Eugenia Paruntu – Sehan Landjar (CEP-SL) dan Vonny Aneke Panambunan – Hendry Runtuwene (VAP-HR).
Enam kantong pemilih penting tersebut yakni:
1. KANTONG SUARA PEMILIH EMAK-EMAK
2. KANTONG SUARA PEMILIH PROTESTAN
3. KANTONG SUARA PEMILIH MUSLIM
4. KANTONG SUARA PEMILIH MILENIAL
5. KANTONG SUARA PEMILIH TERPELAJAR
6. KANTONG SUARA PEMILIH 3 ETNIS BESAR
“Dari 6 kantong suara, Olly – Steven unggul 6 : 0 dibandingkan para penantang, yaitu unggul di kalangan pemilih emak-emak, Muslim,
Protestan, Milenial, kalangan Terpelajar dan di tiga etnis besar, dengan persentasi elektabilitas yakni ODSK 68,1%, CEP-SL 16,9%, VAP-HR 7,2%, dan yang belum menentukan pilihan sebesar 7,8%,” jelas Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Ikrama Masloman.
Lebih lanjut Ikrama Masloman menjelaskan, keperkasaan Olly di 6 kantong pemilih, didongkrak dari tingkat pengenalan dan kesukaan yang terus meningkat, meningkatnya Approval rating atas pemerintahan ODSK, dimana persepsi kepuasan meningkat, dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan ODSK yang menurun. Ketiga, unggulnya aspek kepribadian OD, yang dipersepsikan sebagai pribadi yang pintar, berwibawa, mampu mengambil keputusan, menyenangkan,
dll.
“Namun masuk masa kampanye dan tiga bulan menjelang pilkada, di masa kampanye para kandidat berpeluang untuk menarik simpati dan dukungan pemilih yang belum menentukan pilihan. Di masa kampanye pun bisa terjadi dinamika dukungan para kandidat. Namun jika tidak terjadi suatu kejadian luar biasa, dukungan petahana tidak akan berubah signifikan,” pungkas Ikrama.
(jef)