Oleh: Mikdat Ligawa
“Kalau mau jadi jurnalis kita tidak hanya menguasai teknik, tetapi juga wawasan jurnalistik”.
Hal itu ditegaskan Rikson Karundeng dalam pelatihan jurnalistik bersama para jurnalis Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Mengakhiri pertengahan tahun, jurnalis boltim terus berbenah. Selasa, 25 Agustus 2020 mereka menggelar kegiatan pelatihan menulis jurnalistik. Acara dihelat di rumah jurnalis media TotabuanExpres, Mat Rey Kartoredjo, di Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Boltim. Saat senja berganti malam, kegiatan dimulai.
Rikson Karundeng adalah jurnalis Sulawesi Utara (Sulut) yang menjadi pemateri pelatihan. Sebelum kegiatan, Rikson bertemu dengan Ketua KPU Boltim, Jamal Irot di Desa Tutuyan. Mobil Toyota Calya berwarna merah, mengantar ia dan para jurnalis ke sana. Dalam perjalanan, kami pun berbincang-bincang.
“Bagus kalu torang cari makang dulu, soalnya so lapar. Hahaha,” ucap Rikson sambil bercanda.
“Oh, io Bos,” jawab Mat.
“Di mana ada rumah makang yang ada ikang kecil, kong ada garo rica kang, soalnya sadap kwa. Kita suka makang itu,” tambah Karundeng.
“Ada Bos. Rumah Makang yang baku muka dengan Chindi pe rumah, nanti torang singgah di situ,” sambung Mat.
Setibanya di rumah makan, menu yang diinginkan masih tersedia. Keinginan Rikson untuk makan ikan kecil tercapai. Makanan tersebut begitu lezat. perut menjadi kenyang.
Usai makan kami melanjukan perjalanan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boltim. Mobil Calya melaju dengan cepat. Kantor KPU terasa sangat dekat.
Tiba di KPU, kami melihat ada beberapa orang sedang berbincang di depan kantor.
Mereka adalah Jamal Iroth Ketua KPU Boltim, Meidy Tinangon Komisioner KPU Sulut, dan Kader Bachmid Komisioner KPU Boltim.
Kami pun langsung masuk menyapa mereka.
Sebelumnya kami mengikuti protokol covid-19 yang diterapkan KPU. Suhu tubuh kami diperiksa. Hal ini untuk memastikan bahwa kami bebas dari covid.
Seorang petugas menodongkan thermogun ke kepala. Berdasarkan hasil pemeriksaan, suhu tubuh kami normal. Kami pun diizinkan masuk.
Di pertemuan tersebut ada banyak yang diperbincangkan. Salah satunya mengenai pemilihan yang akan dilangsungkan tanggal 9 desember nanti. Di akhir perbincangan, Rikson dan teman-teman meminta izin untuk pulang.
Di perjalanan menuju tempat kegiatan, kami mampir di Kedai New Normal di Desa Kotabunan Barat. Kami menikmati kopi dan makanan ringan. Kentang goreng dan sosis gurita menjadi menu utama kami.
Berjalannya waktu, Azan Isya di Masjid Al-Ikhlas mulai terdengar. Kami pun mulai bergegas menuju rumah.
Sesampainya di rumah, Istri dari mat rey Kartoredjo, sudah mempersiapkan ikan tude bakar.
“Marijo makang dulu,” ajak Zharima.
“Sadikile, soalnya masih kanyang,” jawab Rikson.
“Marijo, supaya masih panas. Kalu so dingin so nda sadap,” sambung Zharima.
Maka Rikson bersama teman-teman langsung bergerak, untuk menikmati hidangan yang disiapkan Zharima Dama. Yang tak lain Istri Mat Rey Kartoredjo.
Selesai menikmati hidangan, pembawa materi Rikson mengajak teman-teman agar kegiatan akan segera dimulai, mengingat waktu sudah semakin larut.
“Somo mulai jo kegiatan, mengingat waktu yang semakin larut malam,” ajak Karundeng.
Kami pun segera mengambil tempat untuk mulai kegiatan pelatihan menulis jurnalistik, dan teknik mengambil gambar untuk dipakai dalam berita.
Berjalannya waktu tak terasa, karena asiknya menerima materi dari Rikson dan temannya Kalfein Wuisan.
Rikson memberikan materi cara penulisan jurnalistik, dan Kalfein Wuisan menjelaskan teknik pengambilan foto.
Penjelasan pun berlanjut, sampai waktu menjelang matahari terbit, Hawa dingin mulai terasa. Dengan berat hati kami pun memutuskan kalau kegiatan ditutup. (*)