TUTUYAN, LensaSulut.com – Dengan adanya Covid-19 maka Pemerintah Desa (Pemdes) Tombolikat Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur mengambil tindakan tegas memperketat bagi warga dari luar Daerah Boltim masuk di Desa Tombolikat. Hal ini untuk mengantisipasi dan mencegah penyebarannya.
Sebagai mana dikatakan Sangadi (Kepala Desa-red) Muhammad Nur Alheid, Kamis 9/4/2020. “Saya kemarin mendengar laporan dari masyarakat kalau ada orang Liwutung di perkebunan Makilou. mendengar itu, saya langsung memanggil Sangadi Desa Tombolikat Selatan, aparat desa, dan Babinsa, untuk melihat kebenaran dari laporan warga karena sesuai dengan perkataan Bupati kalau ada orang baru dan kita tidak tindaki, maka kami yang akan di tindaki, karena kami dengan seorang pimpinan punya konsekuensi” jelas Alheid
Muhammad juga menjelaskan, “Kemudian saya langsung memanggil Hansip, aparat dan babinsa sekitaran jam 1 siang untuk naik ke kebun makilou (Perkebunan Tombolikat-red) dan setelah sampai, kami melihat bahwa betul ada orang baru, laki-laki dewasa enam, anak -anak ada empat dan perempuan tiga orang.” jelasnya.
“Dengan melihat begitu banyaknya orang baru, maka kami dari pemdes memberikan pengarahan kepada mereka, dan kami juga menanyakan apakah kalian datang kemari membawa surat kesehatan dari desa kalian dan ternyata setelah diselidiki mereka tidak membawa surat kesehatan, maka dari itu kami sebagai pemdes menduga kalau mereka datang kemari untuk berlindung di desa kami karena ternyata ada dari salah satu mereka yang baru datang dari Jakarta, dan datang kemari untuk berlindung di sini,” ujar Alheid.
“Saya juga sebagai sangadi sempat menanyakan alasan mereka datang di sini, dan mereka beralasan kalau mereka mau membersihkan kebun cengkeh mereka, dan setelah diperiksa mereka tidak membawa alat mesin paras, dan dengan alasan mereka yang tidak jelas maka kami mengambil tindakan tegas dengan menyuruh mereka pulang di kampung mereka, dengan tindakan tegas kami akhirnya mereka juga bergegas pulang di kampung mereka, dengan tidak ada perlawanan,” pungkas Alheid. (Dath)