MANADO LensaSulut.com — Lambannya perhatian pemerintah terhadap penyaluran bantuan membuat warga masyarakat Kota Manado tengah harap-harap cemas. Pasalnya jelas, Pemerintah Kota (Pemkot) Manado masih belum menyegerakan upaya pemerataan pendataan warga yang dilakukan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Manado.
“Hingga hari ini masyarakat yang diminta untuk tidak beraktifitas keluar rumah sejak hampir sebulan mengikuti surat edaran walikota, belum mendapatkan subsidi bantuan bahan makanan,” ujar Ketua BM-PAN Manado, Faisal Salim. Kamis (9/4/2020).
“Keluhan masyarakat harusnya menjadi motivasi pemerintah karena jeritan warga ini disampaikan ke kami saat melakukan penyemprotan disinfektan pembagian masker dan hand sanitazer keliling di beberapa kelurahan yang ada di Kota Manado,” sambung Faisal.
Lemahnya birokrasi dalam hal pendataan penduduk terdampak ekonomi karena imbas pencegahan penyebaran virus corona sesuai himbauan pemerintah Kota Manado juga menjadi sorotan pria yang akrab disapa Bang Toyib ini. “Kok, sampai sekarang belum ada? Kami mendesak untuk dipercepat,” katanya
Bagi Bang Toyib, mekanisme pendataan yang tengah dijalani pemerintah patut diragukan. Mulai dari tim yang ditugaskan terjun ke lapangan mengumpulkan data masyarakat terkesan menjalani prosedur yang berbelit-belit.
Harusnya kata Faisal, data KTP elektronik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat bisa dijadikan acuan pemerintah supaya tak tumpang tindih. Apalagi, membuat masyarakat berkerumun di gerai foto kopi untuk melengkapi berkas saat pendataan dilakukan. Dan pendataan yang dimaksud juga terkesan tebang pilih, padahal pandemi virus Corona justru berdampak pada seluruh lapisan masyarakat Kota Manado.
“Ini kan namanya membuang-buang waktu, tambah kerjaan, dan mengundang ruang untuk masyarakat berkumpul sehingga membuat kepanikan yang masif di tengah masyarakat. Dan kondisi ini justru menambah tingkat kerentanan penyebaran Covid-19,” ujar Faisal.
“Harusnya Pemkot Manado berkaca pada beberapa daerah lainnya dalam penanganan kondisi masyarakat terdampak ekonomi akibat virus corona, contohnya Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Di sana Pemkab Boltim sudah merealisasi bantuan sebanyak 600 ton Beras, 60 ton Gula, dan 60 ton minyak kelapa serta bahan pokok lainnya untuk semua masyarakat tanpa memandang buluh, untuk satu bulan,” jelasnya.
“Padahal jumlah penduduk di Boltim dibandingkan dengan Manado, jauh lebih sedikit dan pos anggarannya atau APBD dibawah Manado. Tapi mereka bisa menyiapkan bahan makanan pokok jauh lebih banyak dan lebih cepat dari Manado,” pungkasnya. (jefry)