Beranda Nasional Heboh, Peserta Asal Sulut Membuat Hadirin STQ Nasional Menangis.

Heboh, Peserta Asal Sulut Membuat Hadirin STQ Nasional Menangis.

1068
0
BERBAGI
Foto. Aisyah Lauma saat tampil kemarin di kompleks Masjid Raya Mujahidin Pontianak Tampil dalam Cabang 10 Juz Hafidz.

PONTIANAK LensaSulut.com — Aisyah Lauma (9) tahun, hafizah 10 juz yang tampil di hari ke tiga STQ Nasional XXV di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, membuat seluruh pencinta Al-Qur’an yang hadir menangis. Surat Almaidah ayat 72 yang dipilihkan, dilantunkan Aisyah sambil terisak, sehingga memancing seluruh hadirin turut menangis.

Abdurrahman Latukahu, pelatih Aisyah mengatakan bahwa yang membuat anak asuhnya itu menangis karena dia memahami arti dan makna dari ayat tersebut. “Aisyah menangis karena dia sangat paham dan ngerti terjemahan dan maksud dari surat Almaidah yang dilantunkannya,” kata Latukahu.

Qori’ah internasional, Rahmawati Hunawa yang hadir saat itu pun tak kuasa membendung airmatanya. “Aduh, saya juga turut nangis,” singkatnya.

Pengakuan yang sama juga terlontar dari pelatih kafilah Sulut, Ali Talib. “Hadirin lain yang duduk di sekitar saya pun ikut tersedu,” ujar Ali, sambil menyeka sisa airmatanya.

Bahkan ketua MUI Sulut KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, dan Kabid Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulut Drs. Ulyas Taha, M.Pd pun terlihat haru. Ini terlihat dari mata mereka yang berkaca-kaca.

Sejak awal Aisyah memang terlihat percaya diri. Bahkan dengan tenang dari panggung tilawah dia berani meminta dewan hakim agar mengulangi pertanyaannya karena kurang jelas. Saat turun dari panggung tilawah setelah melantunkan surat Almaidah ayat 72, sambil terisak gadis kecil sembilan tahun ini berkata, “Saya tidak mau masuk neraka,” katanya singkat.

Nangisnya Aisyah dari balik mimbar tilawah menjadi viral di Pontianak, karena vokalnya yang bagus sangat enak didengar, sekalipun tangisnya tak dapat dibendung.

Dari balik mimbar tilawah dihari ke tiga ini, peserta lain kafilah STQ Sulut, Muhamad Araf, Sukma Mutmainah Usman, dan Sakinah Nur Sabilah tak kalah hebat dengan peserta lainnya. Pelatih Ali Talib mengakui kemampuan rata-rata para Qori dan Qoriah asal Sulut, soal perilehan nilai. Sebab mereka mampu memperoleh nilai di angka 90. “Nilai 90 itu sudah masuk standar nasional,” kata Ali.

Sebagai contoh, Muhamad Araf yang mampu meraih nilai 94, tapi masih ada yang lebih tinggi nilainnya yakni 98 dan 99. Dengan hasil nilai seperti begitu, Ali mengakui masih ada PR yang harus dipecahkan bersama, terutama soal membangun mental juara. (jeff)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here