MODADAG lensasulut.com — Mengantisapi adanya bencana alam yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), team Mitigasi bencana alam daerah Boltim Gandeng komunitas muda Milenial (Komunal), mensosialisasikan tentang tanggap bencana alam. Giat tersebut diaksanakan di Balai pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Modayag, Selasa (25/6).
Dengan mengangkat tema ‘Peran Aparat Desa dan Masyarakat dalam meminimalisir potensi bahaya tanah longsor’, acara tersebut menghadirkan pemateri dari Kabupaten Boltim, Yanto Modeong ST.
Selaku pemateri, Kepala Bidang (Kabid) Kesiap Siagaan Pencegahan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Boltim, Yanto Modeong ST, Menyampaiakan perencanaan rancangan pembangunan di daerah.
Kata Dia, sebagai negara yang berada di dalam garis cincin api, maka setiap rancangan pembangunan hendaknya dilandaskan pada aspek-aspek pengurangan risiko bencana.
“Presiden Jokowi meminta pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan untuk meneliti, mengkaji, dan menganalisis potensi bencana dan titik-titik mana yang sangat rawan bencana. Hal ini menurutnya juga harus dilakukan secara masif sehingga dapat memprediksi ancaman dan dapat mengantisipasi serta mengurangi dampak bencana,” kata Modeong.
“Jajaran di daerah juga diminta siaga bila terjadi bencana di wilayahnya sendiri. Saat bencana terjadi di suatu daerah, gubernur harus segera bertindak dengan menjadi komandan satuan tugas darurat untuk melakukan penanganan bencana. Pangdam dan Kapolda kemudian akan membantu kerja komandan satgas darurat itu,” sambungnya.
Lanjutnya, Indonesia harus bisa membangun sekaligus merawat sistem peringatan dini yang terpadu. Dengan bantuan para pakar, daerah dan pusat akan mulai menganalisis titik-titik rawan bencana yang membutuhkan kehadiran sistem peringatan tersebut.
“Presiden menginstruksikan agar segera dilakukan edukasi kebencanaan, terutama di daerah rawan bencana. Edukasi ini bisa dilakukan di masyarakat, di sekolah, maupun lewat pemuka agama,” tuturnya.
“Presiden juga ingin agar dilakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat secara berkesinambungan sampai ke tingkat paling bawah. Dengan demikian, masyarakat betul-betul siap menghadapi bencana.” timpalnya.
Kepala Basarnas Bolaang Mongondow Raya, Rusmadi, mengatakan, ada berapa teknis untuk menanggulangi para korban apabila terjadi bencana mulai dari longsor atau gunung meletus. “memindahkan korban bencana ke tempat lebih aman. Melakukan evakuasi cepat, tepat cermat dan waspada,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Modayag, Uyun Pangalima Spd Menuturkan, Sosialisasi yang digelar akan direkomendasikan di setiap desa.
“Sosialisasi ini dilanjutkan oleh Sangadi kepada masyarakat serta segera menetapkan jalur evakuasi,” singkatnya.
Agenda tersebut turut dihadiri Camat Modayag, Sangadi (Kepala Desa) Modayag, Masyarakat dan Tokoh Pemuda, serta Komunitas Pemuda Milenial. (rey)