MANADO lensasulut.com – Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Pusat memastikan Habib Muhamad Effendi Al-Eydrus sebagai turunan rasul atau dzuriah Nabi Muhammad SAW. Ini dikuatkan dengan keluarnya surat keputusan nomor 03/SK/MD-RA/IX/2018 pada 18 September 2018. Surat ini menyatakan tentang keabsahan nasab Habib Muhamad Effendi Bin Hasan Badri sebagai Dzuriyyah Habib Mustofa Bin Syarif Ali Al-Eydrus Sultan Sabamban.
Surat keputusan Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Pusat ini dikeluarkan bertujuan untuk menjawab surat dari Ketua Rabithah Alawiyah Jogyakarta tentang peninjauan kembali status Habib Muhamad Effendi Al-Eydrus.
Dalam surat tersebut dijelaskan, Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Pusat telah melakukan investigasi dengan melakukan penelusuran serta wawancara kepada beberapa saksi.
Dalam surat dijelaskan pihak RA.
“Kami telah melakukan penelusuran ke makam Habib Mustofa Bin Syarif Ali Al-Eydrus Sultan Sabamban dan keturunannya di daerah Tambarangan-Rantau,” tulis Ketua Harian Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Pusat Sayyid Ahmad Muhammad Alatas dalam surat edarannya.
Setelah melakukan penelusuran sejak Sabtu 8 September sampai Rabu 12 September 2018 serta diperkuat dengan adanya catatan ahli nasab Sayyid Ahmad Bin Ali Bin Hasan Bin Tohir Bin Syarif Ali Al-Eydrus Sultan Sabamban membenarkan keabsahan nasab Habib Muhamad Effendi Bin Hasan Badri Bin Hasyim Bin Mustofa Bin Syarif Ali Al-Eydrus Sultan Sabamban.
“Nasab Beliau sudah shahih (benar). Apalagi nasabnya Habib Muhamad Effendi Al-Eydrus sudah tercatat di buku induk silsilah alawiyin sejak 7 Juli 1997 silam,” tegas Ketua Harian Maktab Daimi Rabithah Alawiyah Pusat.
Menyikapi ini, Junaidi Maskromo, Ketua Majelis Muhyin Nufuus Cabang Manado mengingatkan kaum muslimin agar jangan jadi penyebar berita fitnah.
“Sangat disayangkan jika ada informasi yang mengatakan nasab pembina majelis kami belum jelas. Surat keputusan menjadi bukti dan menjawab semua fitnah dan hoax terhadap pembina majelis kami,” ungkapnya.
Dirinya berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi kaum muslimin agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statement yang berujung pada fitnah.
“Setiap ada informasi yang disebarluaskan yang sumbernya belum jelas, harus diteliti terlebih dahulu. Tabayyun dulu apakah informasi itu mengandung unsur kebohongan atau tidak. Bijaklah dalam menerima dan menyebarkan informasi,” terangnya. (fat)