BOLTIM, lensasulut.com – Catur merupakan salah satu cabang olahraga ringan. Namun 90 persen dalam permainannya menggunakan kemampuan otak. Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Propinsi Sulawesi Utara (Sulut) telah lahir seorang pecatur hebat yang sering memenangkan kejuaraan tingkat nasional. Tak sedikit piala yang telah diboyong pecatur 14 tahun dari Desa Buyat Kecamatan Kotabunan tersebut.
Adalah Tegar Khadafi Pratama Sumendap, anak sulung dari Jemi Sumendap dan Lisa Mokoagow ini telah banyak mengharumkan nama daerah di kancah nasional. Bermula dari hobi catur yang diturunkan sang ayah, Tegar pun mulai dilatih dan diikutsertakan pada ajang perlombaan. Itu terbukti sejak kelas 1 Sekolah Dasar, dimana Tegar sudah menjuarai beberapa turnamen di tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi, dengan keterbatasan ekonomi orang tua.
Saat ditemui di rumahnya, Tegar membeberkan kisahnya. Sejak belum tau sampai sekarang sudah memborong piala kemenangan, ternyata tersimpan kisah haru kehidupan ekonomi keluarga orang tuanya. Namun keadaan tersebut membuat semangatnya terpicu sekaligus menjadi motivasi dan tekad yang kuat dalam dirinya.
Saat itu usianya 6 tahun, ayahnya mengajarkan dia bermain catur dengan sangat disiplin. Tak kenal siang atau pun malam, ia tekun belajar dan terus berjuang. Dirinya tak menghiraukan cemoohan orang yang mengatakan tidak ada pekerjaan lain, hanya mondar mandir dengan papan catur. Tapi semua itu tidak menyurutkan semangat bocah ini.
Tegar terus berusaha belajar dan termotivasi. Dengan niat tulus, hanya untuk melihat kedua orang tuanya bahagia dan meningkatkan kehidupan ekonomi keluarga, Tegar pun berhasil membawa nama Boltim saat mengikuti kejuaraan catur di berbagai daerah, semisal di Kalimantan, Makassar, Depok, dan Bogor. Bahkan saking menonjol prestasinya, ia pernah dipanggil memperkuat tim dari Merauke, dan Wamena Papua. Bukan tak beralasan, kala dia dipercayakan mewakili daerah lain. Diceritakannya, dirinya sering mengikuti lomba mewakili daerah sendiri. Akan tetapi jarang diberikan santunan dan biaya operasional. Sebab selebihnya kata dia, kebutuhan dananya dibiayai sendiri.
“Pernah dijanjikan, pemerintah akan membantu perbaikan rumah. Tetapi hingga kini, itu hanya mimpi yang entah kapan terwujud. Karena kebutuhan ekonomi keluarga pas-pasan, saya pun harus terima tawaran daerah lain. Kalau di sini (Boltim-red) seperti diabaikan,” ungkap Tegar dengan mata berkaca-kaca.
Kini Tegar sudah duduk di bangku kelas 1 SMP. Baru-baru ini dia memenangkan turnamen Walikota Cup tingkat SMP di Teresia Residence dengan peringakat 1 se-SULUT.
Prestasi gemilang ini patut mendapat apresiasi dari pemerintah dan masyarakat Boltim. Adapun, Tegar merupakan salah satu contoh perjuangan seorang anak, yang memilikiĀ harapan besar untuk membahagiakan orangtua.
“Saya tidak akan patah semangat. Meskipun dalam keadaan ekonomi keluarga yang kekurangan. Walau harus mengeluarkan rupiah saat ikut kejuaraan demi mengangkat nama daerah. Tapi niat tulus membahagiakan orangtua, saya siap bertarung,” pungkasnya. (rey)